Wali Kota Jakarta Barat H Burhanuddin
meninjau lokasi Tanaman Obat Keluarga (Toga) RW 07 Kelurahan Slipi Kecamatan
Palmerah, Senin (18/3) pagi. Peninjauan tersebut untuk melihat kesiapan Toga RW
07 Slipi menghadapi penilaian lomba pemanfaatan toga tingkat nasional 2013
sebagai wakil Provinsi DKI Jakarta. ”Jakarta Barat yang diwakili RW 07
Kelurahan Slipi tahun 2013 ini harus dapat mempertahankan penghargaan tertinggi
seperti yang diraih RW 08 Duri Kosambi tahun 2012,” imbuh Wali Kota.
Pada
kunjungan itu Wali Kota didampingi Sekretaris Kota (Seko) H Rustam Effendi,
Asisten Pemerintahan Denny Wahyu Haryanto, Askesmas H Darma Sembiring, Asisten
Perekonomian dan Administrasi Wahyu Haryadi, Ketua TP PKK Jakbar Hj Emma
Suhaema Burhanuddin, sejumlah kasudin, aparat kecamatan dan kelurahan setempat
serta dan Ketua PKK Kelurahan Slipi. Sebelum ke lapangan Wali Kota dan
rombongan singgah di masjid Al Furqon RW 07 Slipi memberikan pengarahan
persiapan menghadapi penilaian. Rencananya tim penilai pusat melakukan
penilaian ke lokasi di Jakarta Barat pada Rabu 20 Maret 2013. Wali Kota manfaat
toga sangat besar. Selain membuat lingkungan hijau, asri, sejuk juga dapat
mempererat hubungan antar warga setempat.
Wali
Kota berharap warga dapat memanfaatkan lahan yang belum terpakai untuk
dijadikan toga atau taman interaktif. ”Aparat dan instansi terkait akan
mendukung masyarakat yang bersedia lahannya dimanfaatkan sebagai toga, dari
pada tidak terawat,” ujarnya. Seluruh instansi terkait juga diminta memberikan
bantuan fisik seperti jenis tanaman obat maupun bimbingan dan pembinaan yang
diperlukan warga RW 07, misalnya pembibitan ikan atau ternak dari Sudin
Peternakan dan Perikanan, serta bibit tanaman obat langka dari Sudin Pertanian
dan Kehutanan. Dukungan moral dan bantuan penunjang lainnya yang dibutuhkan
warga RW 07 dari SKPD atau UKPD juga diperlukan. ”Instansi terkait harus
memberikan dukungan moril dan materil yang dibutuhkan warga.”
Selain
meninjau hunian warga RW 07 Wali Kota juga ke permukiman RW 02 yang ditunjuk
sebagai RW pendamping lokasi untuk dinilai. RW lainnya di Kelurahan Slipi yang
juga ditunjuk sebagai RW pendamping untuk penilaian adalah RW 04, 05 dan 06
Kelurahan Slipi. ”Saya minta kepada warga tanaman yang sudah ada agar dirawat
dan dijaga jangan sampai musnah. Pengelolaan toga di lingkungan ini cukup
bagus, harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga memperioleh nilai
tertinggi,” imbuhnya.
Jakarta
Barat pada 2013 memperoleh penghargaan Pakarti Utama I lomba pemanfaatan Toga
tingkat nasional yang diraih Toga RW 08 Duri Kosambi. Piala dan Piagam
penghargaan diserahkan Wakil Presiden Boediono kepada Ketua Tim Penggerak PKK
Jakarta Barat Hj Emma Suhaema Burhanuddin didampingi Wali Kota Jakarta Barat H
Burhanuddin, pada puncak acara peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat
(BBGRM) IX tahun 2012 dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-40, di Puspa Agro
Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, 24 Mei 2012. Gerakan pemanfaatan lahan toga di
Jakarta Barat terus berkembang sejak Wali Kota H Burhanuddin mencanangkan gerakan
menanam sejuta toga pada Januari 2011 di Kelurahan Duri Kosambi.
Ada
perbedaan pengelolaan Toga di Kelurahan Duri Kosambi dengan di Kelurahan Slipi.
Warga RW 08 Duri Kosambi memanfaatkan lahan kosong seluas 2.000 m2 untuk Toga
yang dikelola dan dimanfaatklan bersama oleh warga. Sedang di Kelurahan Slipi
warga menanamam toga di pot atau sisa lahan di rumah masing-masing. Rumah di RW
02, 04, 05, 06 dan 07 Kelurahan Slipi ditanami sekitar 150 jenis tanaman obat
seperti jahe, temu lawak, kunyit, kumis kucing dan jenis lainnya. Di RW 07
Slipi terdapat sebidang lahan kosong seluas 200 m2 milik warga yang
dimanfaatkan untuk lahan pembibitan. Dari hasil pembibitan di lahan kosong yang
dikelola bersama itu nantinya didistribusikan kepada warga lainnya untuk ditanam
dan dikembangkan. Tanaman obat itu dapat dimanfaatkan bersama oleh warga yang
membutuhkan toga untuk pengobatan penyakit.
Sementara
Camat Palmerah Agus Trijono, menambahkan warga RW 07 dan sekitarnya memiliki
produk unggulan dari hasil pengelolaan Toga, antara lain sirop Rosela, manisan
Blimbing Wuluh, Manisan Jahe Merah dan Bir Pletok. ”Semua produk tersebut
merupakan hasil olahan dari toga warga,” sebutnya. Menurut Agus, produk
unggulan tersebut juga akan dipamerkan kepada tim penilai pusat. Produk
unggulan itu selain dimanfaatkan oleh warga juga dijual dengan kemasan untuk
umum melalui PKK. ” Seperti kata Pak Wali, kami juga harus optimistis Jakarta
Barat bisa meraih penghargaan tertinggi untuk toga tahun 2013.” (nms/aji)
(Sumber : http://barat.jakarta.go.id)